Kecewa dengan layanan RSUD Selatpanjang, penderita malaria Khaidiri
akhirnya dibawa pulang oleh keluarganya, Jum’at (25/11/11) kemarin.
Keputusan itu diambil pihak keluarga pasien karena hingga hari ketiga sejak menjalani perawatan pihak rumah
sakit tidak kunjung memberikan obat-obatan. Khaidiri hanya dijejali
dengan infuse setiap hari. “ Sejak tiga hari terakhir pihak rumah sakit
menyebutkan stok obat habis. Sementara paman saya masih butuh obat untuk
menyembuhkan penyakit malaria yang dideritanya. Kami dengan berat hati
terpaksa membawanya pulang kembali,” ujar Gito warga Kelurahan
Selatpanjang Timur saat ditemui dikediamannya kemarin.
Menurut Gito, jika nanti kondisi kesehatan
pamannya tetap tidak ada perubahan, maka pihak keluarga memutuskan
untuk membawanya ke rumah sakit di Tanjung Balai karimun. “ Saat ini
kami terpaksa membeli obat yang dijual di kios-kios saja. Kalau nanti
tetap tidak ada perubahan, kami akan membawanya ke Tanjung Balai
Karimun,” ujar Gito yang juga tercatat sebagai salah satu pejuang
pemekaran Meranti ini.
Gito mengaku sangat kecewa dengan buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Selatpanjang. Termasuk penanganan kesehatan masyarakat oleh
Dinas Kesehatan Meranti. “ Masak di meranti ini tidak ada stok obat
untuk penyakit malaria. Padalah penyakit malaria itu merupakan penyakit
mewabah dan menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Indonesia. Apalagi
pemerintah selalu mengalokasikan dana untuk penanganan penyakit malaria
ini,” sesal Gito.
Menyikapi hal ini, Anggota DPRD Meranti, HM Adiel menegaskan agar
Pemkab Meranti bisa lebih serius lagi dalam memperhatikan kesehatan
masyarakat. Pasalnya, peningkatan kesehatan merupakan instrument penting
dalam proses pembangunan. “ Sejak awal telah kami tegaskan agar Pemkab
Meranti, khususnya Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir agar memilih
pembantu yang betul-betul bisa mendukung program kerjanya. Salah
menempatkan seseorang akan berpengaruh terhadap program yang
dicanangkan. Kita tentu tidak ingin citra bupati rusak gara-gara
persoalan ini,” ungkap HM Adiel.
Lebih lanjut Lanjut HM Adiel, seluruh pejabat yang ada di Kabupaten
Kepulauan Meranti harus mampu melaksanakan kebijakan sebagaimana yang di
programkan oleh kepala daerah. “ Pihak-pihak yang tidak memiliki
komitmen lebih baik mundur. Kita juga berharap agar bupati bisa
melakukan evaluasi dan lebih tegas lagi. Kita tahu persis, bupati
memiliki komitmen tinggi untuk memajukan Meranti ini. Namun kalau beliau
dikelilingi orang-orang yang tidak mampu dan tidak mempunyai visi yang
jelas, tentu bupati akan kesulitan sendiri,” ujar HM Adiel.(*)
sumber: Riaupeople.com
2 komentar:
Dear Maghfaruddin,...
Blok ini emang Betul" Patent dah,.. Moga sukses selalu
Terima kasih....
Mari selalu kreatif dalam bekarya :)
Posting Komentar
Habis dibaca, jangan lupa komentarnya y...