Laman

Sabtu, 26 November 2011

Keluarga Pasien DBD Kecewa dengan Pelayanan RSUD

Kecewa dengan layanan RSUD Selatpanjang, penderita malaria Khaidiri akhirnya dibawa pulang oleh keluarganya, Jum’at (25/11/11) kemarin.

Keputusan itu diambil pihak keluarga pasien karena hingga hari ketiga sejak menjalani perawatan pihak rumah sakit tidak kunjung memberikan obat-obatan. Khaidiri hanya dijejali dengan infuse setiap hari. “ Sejak tiga hari terakhir pihak rumah sakit menyebutkan stok obat habis. Sementara paman saya masih butuh obat untuk menyembuhkan penyakit malaria yang dideritanya. Kami dengan berat hati terpaksa membawanya pulang kembali,” ujar Gito warga Kelurahan Selatpanjang Timur saat ditemui dikediamannya kemarin.

Menurut Gito, jika nanti kondisi kesehatan pamannya tetap tidak ada perubahan, maka pihak keluarga memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit di Tanjung Balai karimun. “ Saat ini kami terpaksa membeli obat yang dijual di kios-kios saja. Kalau nanti tetap tidak ada perubahan, kami akan membawanya ke Tanjung Balai Karimun,” ujar Gito yang juga tercatat sebagai salah satu pejuang pemekaran Meranti ini.
Gito mengaku sangat kecewa dengan buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang. Termasuk penanganan kesehatan masyarakat oleh Dinas Kesehatan Meranti. “ Masak di meranti ini tidak ada stok obat untuk penyakit malaria. Padalah penyakit malaria itu merupakan penyakit mewabah dan menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Indonesia. Apalagi pemerintah selalu mengalokasikan dana untuk penanganan penyakit malaria ini,” sesal Gito.

Menyikapi hal ini, Anggota DPRD Meranti, HM Adiel menegaskan agar Pemkab Meranti bisa lebih serius lagi dalam memperhatikan kesehatan masyarakat. Pasalnya, peningkatan kesehatan merupakan instrument penting dalam proses pembangunan. “ Sejak awal telah kami tegaskan agar Pemkab Meranti, khususnya Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir agar memilih pembantu yang betul-betul bisa mendukung program kerjanya. Salah menempatkan seseorang akan berpengaruh terhadap program yang dicanangkan. Kita tentu tidak ingin citra bupati rusak gara-gara persoalan ini,” ungkap HM Adiel.
Lebih lanjut Lanjut HM Adiel, seluruh pejabat yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti harus mampu melaksanakan kebijakan sebagaimana yang di programkan oleh kepala daerah. “ Pihak-pihak yang tidak memiliki komitmen lebih baik mundur. Kita juga berharap agar bupati bisa melakukan evaluasi dan lebih tegas lagi. Kita tahu persis, bupati memiliki komitmen tinggi untuk memajukan Meranti ini. Namun kalau beliau dikelilingi orang-orang yang tidak mampu dan tidak mempunyai visi yang jelas, tentu bupati akan kesulitan sendiri,” ujar HM Adiel.(*)

sumber: Riaupeople.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Dear Maghfaruddin,...

Blok ini emang Betul" Patent dah,.. Moga sukses selalu

Unknown mengatakan...

Terima kasih....
Mari selalu kreatif dalam bekarya :)

Posting Komentar

Habis dibaca, jangan lupa komentarnya y...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...