Musim penghujan di penghujung tahun menjadi wadah perkembangbiakan nyamuk aedes agypti. Hal tersebut memicu timbulnya masalah status kesehatan terutama merebaknya kasus Demam berdarah dengue. Beberapa hari yang lalu saya mendengar informasi kejadian kasus DBD di Kabupaten Kepuluan Meranti. Kasus DBD bukanlah penyakit yang biasa seperti halnya Demam panas tetapi akan berdampak fatal jika masyarakat setempat tidak memahami tanda dan gejala penyakit DBD yang bisa mengakibatkan kematian.
Sasaran penyakit DBD dapat terjadi merata baik pada anak-anak, remaja maupun dewasa selain itu bisa terjadi di perkotaan maupun di perdesaan baik orang kaya maupun orang miskin, baik tinggal di perumahan perkampungan maupun perumahan yang elit, semuanya bisa terkena DBD. Masalah DBD haruslah mendapat tanggapan serius dari masyarakat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Meranti.
Tenaga kesehatan bisa bekerjasama dengan masyarakat untuk melakukan preventif baik itu dari pencegahan dengan cara 3M (Membakar sampah, Menguras bak mandi, dan Menimbun barang bekas yang bisa menampung air). Selain itu dari Dinas kesehatan dapat melakukan fogging atau pengasapan dan pemberian Larvasida seperti bubuk abate yang ditaburkan ke penampungan air. Selain tindakan preventif diatas yang sangat penting adalah promkes dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat setempat untuk memahami tanda dan gejala DBD, penatalaksanaan pertama pada anggota keluarga yang terkena DBD dan pencegahan agar DBD tidak banyak diderita warga setempat.
Dari hasil penelitian yang saya lakukan di RW 05 Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru tahun 2010 yang lalu. Penyebab terjadinya penyakit DBD ada 3 faktor yaitu pengetahuan yang minim tentang DBD, Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tidak diterapkan dan Lingkungan yang tidak bersih. Faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya penyakit DBD adalah Lingkungan yang tidak sehat.
Perlu diketahui tertutama untuk masyarakat Selatpanjang tentang tanda dan gejala penyakit DBD berupa demam panas yang tinggi >36,5 secara mendadak selama 2 sampai 7 hari, badan terasa lelah dan lesu, nyeri pada ulu hati, tampak adanya bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk. Apabila terlihat tanda dan gejala tersebut, pertolongan pertama pada anggota keluarga yang bisa dilakukan sepert:
- Istirahatkan anak dalam keadaan berbaring (Tirah baring)
- Jika tersedia antipireti (paracetamol) berikan 3 x 1 tablet untuk yang dewasa, kalo untuk anak-anak 10-15 mg/kg BB atau lebih kurang 1/2 tablet.
- kompres hangat pada daerah dahi, lipatan paha, dan bawah ketiak. Penelitian terbaru dianjurkan untuk mandi dengan air hangat.
- Berikan banyak minum air putih (1-2 liter/hari) semua cairan diperbolehkan kecuali cairan yang berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah)
- Bila terjadi kejang: jaga lah anak agar tidak terjadi cidera, jaga lidah anak agar tidak tergigit dengan meletakkan sendok di lidah, longgarkan pakaian, dan tidak memberikan makanan apapun lewat mulut selama anak kejang.
Copyright: Maghfaruddin, Amd.Kep
0 komentar:
Posting Komentar
Habis dibaca, jangan lupa komentarnya y...