Laman

Senin, 18 Juli 2011

Tanjung Mayat: Penghujung Kota yang mulai hilang

          Langsung saja saya sebut Tanjung Mayat sebuah kampung penghujung kota tebing tinggi, persinggahan 29 Juni 2011 tepatnya kepulangan siang yang mulai hilang. Sebuah kenangan tempat permainan masa kanak-kanak, berlari dan terus belari menghindari tangkapan sang teman. Sebuah permainan anak desa yang dikenal "kejar lengit". Ditepi laut di seberang pulau di penghujung kota tebing tinggi. Orang menyebutnya daerah Tanjung mayat, memang sedikit nama yang menakutkan! asal nama tanjung mayat karena tempat tersebut merupakan tempat pembuangan mayat dari pembataian zaman belanda yang pernah menjajah sampai ke pulau Tebing tinggi.

12 tahun meninggalkan kisah yang tak pernah dilupakan, penulis kembali menjejakkan kaki melihat perubahan setelah lama tak berkunjung dan singgah di tanjung mayat, tempat tinggal penduduk yang berjarak lebih kurang 20 meter dari tepian laut selat air hitam. disanalah tempat pencarian sesuap nasi bagi warga yang turun ke laut untuk mencari ikan, tempat persinggahan kapal pongpong, tempat mencari angin di saat kepanasan, begitu juga tempat berenang dan bermain di tepian laut bagi anak-anak . Namun kisah hanyalah sebuah kisah yang hanya berkesan dalam ingatan yang akan mulai menghilang dengan bertambahnya usia seseorang. begitu juga dengan tebing tepian pantai yang mulai hilang di makan ombak yang bertaring tajam. Seperti kisah yang hilang bersama tebing yang mulai terkikis dan sekarang tinggal sepenggal. Sangat tak disangka rumah penduduk setempat yang jauh dari tepian laut sekarang sudah berada ditepi laut, sebagiannya lagi juga sudah hilang tak tinggal sisa karena sudah datar dengan lautan. Bagaimana 10 tahun kedepan dengan keadaan kampung tanjung mayat tersebut! semakin lama semakin lenyap bersatu bersama hempasan ombak.

Disinilah sangat dibutuhkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat setempat untuk peduli dengan warisan dari orang tua kita. Sepertinya sampai saat ini tidak ada perhatian yang khusus untuk menangani abrasi di daerah tersebut. Penanganan abrasi bisa ditangani dengan penanaman hutan bakau dan hendaknya pemerintah menggalakkan bekerja sama dengan warga setempat untuk ikut serta dalam penghijauan penanaman hutan bakau guna menahan hempasan ombak yang makin garang.

Sebelumnya daerah tanjung mayat akan dijadikan tempat pelabuhan persinggahan kapal very. Segala dana telah disalurkan guna membangun jalan yang di awali dengan pengerasan. Namun semuanya terbengkalai begitu saja! Pengerasan yang tidak selesai, semakin lama tanah yang ditimbun habis dan hanyut di bawa pasang surut yang besar terutama di penghujung bulan dengan pasang yang besar. Begitu juga dengan kondisi jalan yang tidak pernah berubah dari 12 tahun silam. Jalan yang hanya sepenggal aspal dan diteruskan dengan jalan 2 keping papan. Tapi alhamdulillah walaupun jalan laut yang terbengkalai, sekarang sudah ada jalan pintas dari darat dekat jalan kuburan baru menuju ke tanjung mayat yang sudah di aspal. Semoga untuk kedepan di khususkan kepada masyarakat setempat untuk sadar akan perubahan alam yang butuh perhatian untuk tetap menjaga kelestarian tempat tinggal terutama tebing di tepian laut yang semakin lenyap oleh abrasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Habis dibaca, jangan lupa komentarnya y...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...